Salah satu adab yang diajarkan Rasul adalah tidak memotong pembicaraan terkecuali jika memilki alasan tertentu. Seperti ghibah, menggunjing, atau menjelekkan seseorang. Dan apabila seseorang bercerita tentang sesuatu dan kamu sudah mengetahuinya, tetap dengarkan. Karena khawatir orang tersebut akan merasa sakit hati atau malu dan enggan bicara lagi dengan kita. Jika ingin memotong pembicaraan orang yang lebih tua, contoh : guru dan orang tua. Maka ada baiknya izin terlebih dahulu, dan barulah berbicara Ketika diberi izin.

Atau dapat diuraikan menjadi :

1.       Boleh saja memotong pembicaran jika apa yang dibicarakan mengarah pada hal yang tidak disukai Allah, dan hendaknya nasihati dengan baik agar tidak mengulangi hal tersebut.

2.       Bersikaplah seolah tidak tahu sesuatu jika seseorang memberitahu hal yang sudah kita ketahui

3.       Minta izin terlebih dahulu jika ingin menyela pembicaraan. Terutama jika yang berbicara lebih tua dari kita.

4.       Jika seseorang berbicara tentang agama atau syariat dan dia tidak mengetahui dengan benar, maka boleh kita beritahu yang benar agar orang tersebut tidak semakin salah

5.       Apabila seseorang bercerita tentang sesuatu yang berbeda dengan apa yang kita ketahui tanpa bermaksud meyebarkan hoax, padahal kita tahu apa yang sebenarnya terjadi, maka beritahu dengan baik jangan dicela.

6.       Dan hendaknya jangan menyuruh diam seseorang saat sedang cerita hanya karena kita sudah sering mendengar ia bercerita, atau karena kita sudah tahu.

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shalallahualaihi Wassalam dibawah:

إذا قلتَ للناسِ أَنصِتوا و هم يتكلَّمون ، فقد ألْغَيْتَ على نفسِك 

Artinya,“Jika engkau mengatakan ‘diamlah!’ kepada orang-orang ketika mereka tengah berbicara, sungguh engkau mencela dirimu sendiri” (HR. Ahmad).

Intinya, jika kita berbicara dengan orang lain, hargai lawan bicara kita. Jangan selalu ingin didengarkan tanpa mau mendegarkan orang lain.

 

Sabrina.