Malam itu saya diajak berbincang oleh teman saya. Ia adalah seorang teman yang sering sekali berbagi tentang hal-hal bermanfaat yang ia temui dimanapun. Malam itu, kami membicarakan soal beberapa hari yang lalu, saya dan teman saya ini sedang melakukan suatu percobaan untuk fotografi menggunakan sebuah lilin. Namun, siapa yang menyangka bahwa ia mendapat pelajaran setelah memotret sebuah lilin? lalu dalam telepon ia berkata pada saya,

"Din, tau nggak? Kalau kita suka memberi nasihat itu ibarat sebuah lilin. Orang bisa mendapat cahaya yang kita beri tetapi, kita sendiri ternyata terbakar oleh cahaya yang kita punya"

Saya terdiam sejenak mendengar ucapannya dan masih menunggunya melanjutkan. Namun, disaat itu saya berpikir, berarti jika kita menjadi seperti sebuah lilin, kita bisa saja tidak mendapat manfaat, seperti orang lain mendapat manfaat dari cahaya yang kita berikan.

Saya juga diingatkan olehnya bahwa waktu itu saya pernah bercerita,

Saat itu, di kelas sudah waktunya untuk pulang. Anak-anak didik saya berdiri hendak berpamitan pada saya dan salah satunya, ada yang sambil memakan sebuah biskuit. Melihat hal seperti itu saya langsung memberitahunya,

“Kak, kalau kakak sedang makan, lebih baik sambil duduk. Jangan sambil berdiri apalagi berjalan. Begitu juga saat sedang minum.” Ujar saya dengan lemah lembut.

Anak tersebut pun mengangguk dan langsung duduk untuk menyelesaikan makannya. Melihat hal itu, tentu membuat hati saya senang. Di lain cerita, ketika anak-anak setelah salat berjamaah, mereka ada yang langsung merapihkan alat salatnya dan membuat saya berkata padanya,

“Kak, ayo kita duduk dulu sambil berzikir juga berdoa. Baru kakak boleh merapihkan mukenanya ya.”

Seperti kejadian awal, anak itu mengangguk dan langsung berhenti merapihkan alat salatnya. Dan lagi, saya senang melihatnya

 Sayangnya, saya tidak melakukan seperti apa yang saya katakan pada saat saya tak bersama mereka."

Ternyata ia mengambil contoh dari hal yang pernah saya lakukan agar saya lebih memahami dan untuk kedua kalinya saya terdiam sambil berkata dalam hati,

Wah, ada hubungannya juga ya dengan sikap kita dalam sehari-hari.”

Jadi, kita bisa menasihati seseorang semau kita saat ia melakukan hal yang kurang baik. Akan tetapi, diri kita sendiri belum tentu bisa menjalani seperti apa yang telah kita katakan kepada orang lain.

Pada kenyataannya karena mengingat hal itu, saya merasa seperti sebuah lilin. Saya bisa memberikan sebuah cahaya berupa nasihat kepada anak-anak agar mereka bisa lebih baik, tetapi untuk saya sendiri? saya justru terbakar oleh cahaya saya sendiri karena ironinya, saya bisa menasihati orang lain tetapi saya sendiri belum  mengamalkannya.

 

 

Adinda ^-^