Kalian pernah
mendengar maqol ulama ini?
مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
“Siapa yang
menanam pasti mengetam”
Kira-kira,
bagaimana sih kalian menafsirkan perkataan tersebut menurut sudut pandang
kalian?
Kebanyakan
orang yang menafsirkan perkataan tersebut seperti, bila kamu melakukan sebuah
kebaikan maka yang kamu dapat juga kebaikan. Sedangkan menurut saya sendiri
seperti ini, seseorang tentu akan mendapatkan atau menerima sesuatu sesuai
dengan seberapa besar usaha yang ia berikan. Mungkin seperti yang kalian sering
dengar, hasil tidak akan mengkhianati usaha.
Namun, kalian
tidak lupa kan bahwa manusia hanya bisa berencana dan Allah swt yang menentukan
hasilnya? Apa yang telah kita tanam itu
yang kita panen dengan ketentuan hasilnya Allah yang menentukan.
Tentu semua ini
sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Memang siapa manusia di muka
bumi ini yang tidak pernah berencana terutama untuk mendapat pencapaian dalam
hidupnya?
Saya sendiri
pun begitu. Saya pernah mengalami hal tersebut. Manusia hanya bisa berencana
dengan usaha dan yakin bahwa hasilnya akan baik sesuai dengan apa yang diusahakan.
Hingga saya lupa bahwa baik menurut saya belum tentu baik menurut Allah yang
maha mengetahui segalanya.
Awal tahun ini
adalah tahun kelulusan saya dari jenjang pendidikan SMA. Saya memiliki rencana
bahwa saya akan mengikuti tes yang diadakan pemerintah agar saya bisa lolos di
salah satu universitas negeri ternama. Saya mempersiapkan semua itu hampir dua
tahun. Saya sudah berencana, maka tahap selanjutnya yang saya lakukan itu usaha
dan berdoa kan?
Setiap hari saya
tidak lepas dari buku-buku. Saya belajar dari pengalaman saya tiga tahun lalu
yang mana saya gagal dengan saya mengira usaha saya kurang keras dan pada hari
itu saya masih belum mengerti bahwa perihal hasil tetap Allah yang menentukan,
Allah yang mengerti hasil panen yang baik itu seperti apa untuk kita.
Tiga tahun
terakhir berada di sekolah saya sangat keras terhadap diri sendiri. Saya jarang
merasa puas atas apa yang saya raih, saya tidak pernah menghargai apa yang diri
saya capai pada masa itu, karena kalau saya merasa puas saya pasti akan
berhenti dan lupa untuk usaha lebih giat lagi.
Hari ujian itu
datang setelah dua bulan kelulusan saya. Tentu ada perasaan gugup tetapi tidak
berlebihan. Saya mengerjakan dengan pasrah dan saat selesai saya langsung
beristirahat di rumah. Namun, usaha saya tidak sampai berhenti di sana, saya
masih mengikuti tes-tes lainnya di universitas negeri yang berbeda-beda,
berharap mencari peluang.
Namun
sayangnya, semua hasilnya nihil. Mungkin saya akan berpikir, Allah membuat
hasil panen saya tidak sesuai dengan apa yang saya telah usahakan selama dua
tahun tapi saya lebih bertanya-tanya pada diri sendiri, mengapa saya tidak
menerima hasil seperti yang saya tanam? Di mana letak kesalahan saya? Apa yang
telah saya lewati? Sungguh, saya sangat menyalahkan diri saya sendiri atas
kegagalan yang berkali-kali saya alami.
Sampai sebelum
hari-hari yang telah saya jalani, saya belum mengerti apa maksud dari Allah
memberi hasil yang menurut saya kurang baik. Namun, Saya kembali diingatkan. Memang,
kita pasti akan mendapat kebaikan apabila kita menanam kebaikan, usaha yang
baik akan mendapat hasil yang baik tapi semua itu tetap Allah yang menentukan
hasilnya.
Adinda
^-^
0 Komentar