Assalamualaikum teman-teman😍

Hallo...

Kalian tahu tidak? Secara garis besar ajaran islam hubungan dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Pertama Hablum Minallah yaitu tentang hubungan makhluk dengan Allah SWT, kedua Hablum Minannas yaitu tentang hubungan baik antar manusia satu dengan manusia lainnya, ketiga Hablum Minal Alam yaitu hubungan dengan alam sekitar.

Sufyan bin Uyainah pernah berkata,

Para ulama di masa silam biasa menuliskan surat pada yang lainnya dengan untaian kalimat berikut:

1. Barang siapa yang memperbaiki amalan batinnya, Allah SWT pun akan memperbaiki amalan lahiriyahnya.

2. Barang siapa yang memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah SWT, Allah SWT akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.

3. Barang siapa yang beramal demi tujuan akhirat Allah SWT akan mencukup kan urusan dunia nya.

Jadi jika kita ingin mempunyai hubungan baik kepada siapa pun, maka perbaikilah terlebih dahulu hubungan kita kepada Allah SWT, Hablum Minallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan sang maha pencipta, dengan mengikuti segala perintah nya dan menjauhi larangan nya.

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah dan apakah hak-hak Allah itu?

Hak-hak Allah ialah men-tauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta menjalankan syariat Allah. Misalnya: sholat, puasa, zakat dan sebagainya. Hablum Minallah perwujudannya adalah sosok mu’minin yang taat melaksanakan perintah-perintah Allah, hidupnya merasa bergantung kepada Allah serta selalu berdoa dan berdzikir karena mengandalkan pertolongan Allah – wasta’iinuu bishshobri washsholaah. Inilah sosok mu’minin yang benar-benar menerapkan Hablum minallah.

Namun apakah cukup hanya dengan hablum minallah saja, sedangkan di sisi yang lain kita mengabaikan hablum minannas? Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Di dalam Al-Quran juga banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan  hablum minannallah namun diiringi juga dengan hablum minannas, antara lain.

Allah berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 36 yang berbunyi:

 

وَاعْبُدُواْ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri

Ayat tersebut mengandung dua bentuk akhlak, yaitu akhlak kepada Allah (hablum minallah) yang ditunjukkan dengan perintah agar kita menjalin hubungan baik kepada Allah dengan cara tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Dan akhlak terhadap sesama manusia (hablum minannas) yang ditunjukkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang yang dalam perjalanan dan hamba sahaya.

Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa hablum minallah dan hablum minannas adalah dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan. Itulah kepribadian seorang mu’min yang kaaffah.

Oh iya guys, mengenai makna dari Mu'min yang Kaffah, yakni menjadi mu'min yang tidak “setengah-setengah” atau menjadi mu'min yang “sungguhan."

                                                                                                      Tetap jaga selalu hubungan baik ya.