Sering banget kita mendengar kata "Halu" dan mengucapkannya. Sebelum di jelaskan lebih dalam, kalian tahu tidak apa itu "Halu"?.... Halu ternyata berasal dari kata halusinasi yang artinya menghayal atau berangan-angan. Biasanya ini terjadi pada orang yang mengharapkan sesuatu yang mustahil atau mungkin tidak mustahil tapi dia tidak mau berusaha mengejarnya. Daripada nulis halusinasi dan itu ribet, kepanjangan. Terus disingkat deh jadi halu sama anak kekinian. Kayak kopi aja kekinian. hehe

Biasanya percakapannya kaya gini :

     "Eh, lu masih jomblo aja,"

     "Enak aja lu, gue udah ngga jomblo kali,"

     "Siapa pacar lu?"

     "KAI EXO"             

     "Haha, lo halu banget?"                         

Mungkin kurang lebihnya kaya gitu.

Sebenarnya tidak semua angan-angan dilarang dalam islam. Bahkan jika itu bentuknya kebaikan, kita dianjurkan untuk berangan-angan untuk mendapatkannya.

  Dari Aisyah Ra, Nabi SAW bersabda : 

            إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلّ

Artinya: "Ketika kalian berangan-angan, perbanyaklah… karena sejatinya dia sedang meminta Rabb-nya Subahnahu wa Ta’ala." (HR. Ibnu Hibban 2403, Thabrani dalam al-Ausath 2/301)

    Ketika menyebutkan hadis ini, Al-Baghawi menjelaskan :

هَذَا فِيمَنْ يَتَمَنَّى شَيْئًا مُبَاحًا مِنْ أَمْرِ دُنْيَاهُ وَآخِرَتِهِ، فَلْيَكُنْ فَزَعَهُ فِيهِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَسْأَلَتُهُ مِنْهُ، وَإِنْ عَظُمَتْ أُمْنِيَتُهُ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ}

Artinya : "Ini berlaku bagi orang yang berangan-angan sesuatu yang mubah, terkait perkara dunia atau akhiratnya, agar dia jadikan tempat bergantungnya kembali kepada Allah, doanya kepada Allah, meskipun angan-angannya sangat besar. Allah berfirman (yang artinya), “Mintalah kepada Allah karunia-Nya.” (Syarh as-Sunah, 5/208).

Diantara angan-angan baik yang kita dianjurkan untuk mendapatkannya adalah berangan-angan untuk memiliki sesuatu agar bisa beramal soleh.

 Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud Ra, Nabi SAW bersabda :

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَآخَرُ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا، وَيُعَلِّمُهَا

  Artinya : "Tidak boleh ada hasad kecuali untuk 2 orang: Orang yang diberi harta oleh Allah, lalu dia gunakan harta itu untuk membela kebenaran. Yang kedua, orang yang diberi ilmu oleh Allah, lalu dia memutuskan perkara berdasarkan ilmu agamanya dan dia mengajarkannya." (HR. Ahmad 4109, Bukhari 1409 dan yang lainnya).

Para ulama menyimpulkan bahwa Berangan-angan ada 3 macam :

  1. Berangan-angan yang mubah

   Seperti berangan-angan memiliki kekayaan, namun tanpa ada keinginan untuk beramal. Hanya sebatas untuk kepentingan dunia.

  1. Berangan-angan yang dianjurkan

    Seperti berangan-angan hafal al-Quran atau memiliki ilmu agama agar bisa berdakwah, atau memiliki kekayaan agar bisa memberi manfaat bagi kaum muslimin.

  Dari Anas bin Malik Ra, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :

مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ

 Artinya : “Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia padahal dia hanya mempunyai sedikit harta di bumi, kecuali orang yang mati syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid).” (HR. Bukhari 2817 dan Muslim 1877)

Bahkan Allah SWT memberikan pahala untuk orang yang memiliki harapan kebaikan, namun tidak tercapai.        

Dari Sahl bin Hunaif Ra,Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

Artinya : “Siapa yang dengan jujur meminta kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah akan mengangkat derajatnya seperti derajat orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan mati di ranjang.” (HR. Muslim 5039, dan Ibnu Majah 2797).

  1. Berangan-angan yang dilarang

   Seperti angan-angan yang mustahil, diantara yang Allah singgung dalam al-Quran adalah angan-angan wanita untuk menjadi lelaki, agar bisa mendapat jatah warisan yang lebih banyak atau mendapat kelebihan yang lebih banyak.                             

  Allah SWT berfirman :

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ

Artinya : “Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan..” (QS. an-Nisa: 32).

Nadia Hanifah