Membudayakan kata-kata yang baik sejak dini. Adalah hal yang yang urgen bagi setiap orang. Di segala jenis usia baik anak-anak, dewasa maupun orang tua
perlu dibiasakan diri agar kelak dapat terus menggunakan bahasa yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat. Dan ini bisa di mulai dengan tiga kata ringan dalam keseharian.
Tolong, Maaf, dan Terimakasih
Ketiga kata tersebut begitu familiar di telinga kita. Siapapun tentu sepakat
bahwa ketika kata tersebut adalah kata-kata yang dibiasakan untuk diucapkan
dalam interaksi sesama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk
sosial tentunya setiap manusia tidak dapat hidup sendiri. Dia perlu
berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut tiga kata tersebut pasti pernah terucap.
Ketika
meminta bantuan kepada orang lain, kita ucapkan kata “Tolong”. Ketika melakukan
kesalahan kepada orang lain, ucapkan “Maaf” dan ketika telah dibantu oleh orang
lain ucapkan “Terima kasih”. Orang yang terbiasa mengucapkan ketiga kalimat
tersebut adalah ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian yang baik. Baginya,
ketiga kata tersebut sangat mudah terucap karena sudah terinternalisasi dalam
dirinya.
Kata
“Tolong”, “Maaf”, dan ”Terima kasih” memiliki kekuatan yang luar biasa dalam
merekatkan tali silaturahmi dan persaudaraan, mendekatkan hubungan yang
renggang, mencairkan kekakuan komunikasi dan berbagai konflik yang terjadi di
masyarakat karena masing-masing pihak tidak mau meminta tolong, tidak mau
saling memaafkan, dan tidak mau atau tidak tahu berterima kasih.
Diawali
dengan kata “Tolong”, orang yang dimintai bantuan tentunya akan dengan senang
hati membantu, tanpa ada keterpaksaan atau kalaupun jika tidak bisa membantu,
dia akan menolak dengan halus. Kata “Maaf” yang diucapkan dengan tulus dapat
memupus sebuah kesalahan, mampu meredam kemarahan, kekesalan, bahkan dendam.
Dan kata “Terima kasih” sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada
orang yang telah membantu. Tentunya orang yang mendengarnya akan senang hati
mendengarnya.
Ketiga kata tersebut selain perlu diucapkan secara tulus,
juga perlu disertai dengan ekspresi dan bahasa tubuh yang mendukung, karena
jika tidak, maka akan terasa hambar dan akan dinilai hanya sebagai basa-basi
saja. Ketika meminta tolong kepada orang lain, disampaikan dengan nada suara
yang pelan, tidak terkesan meminta atau memerintah. Ketika memohon maaf,
disampaikan dengan suara lirih dan penuh dengan penyesalan, serta janji tidak
akan mengulangi lagi kesalahan. Dan ketika mengucapkan terima kasih, disertai
dengan wajah yang senang dan saling berjabat tangan. Kalau hal itu dilakukan
secara face to face, hal yang perlu diperhatikan juga adalah ekspresi wajah dan
kontak mata karena hal tersebut akan sangat membantu terhadap efektivitas
sebuah komunikasi.
Pembiasaan Mengucapkan kata “Tolong”, “Maaf” dan “Terima kasih”
perlu dibiasakan kepada anak sejak dini baik di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Setelah menjadi pembiasaan, maka akan menjadi budaya. Budaya
saling tolong, budaya saling memaafkan, dan budaya saling berterima kasih.
Alangkah indahnya ketika ketiga hal tersebut banyak muncul di tengah-tengah
masyarakat. Budaya tersebut akan membuat kehidupan tentram, aman, dan damai,
mampu membangun harmoni dalam membangun keurukunan umat manusia.
Dalam konteks pendidikan, kata “Tolong”, “Maaf”, dan “Terima kasih”
adalah wujud implementasi pendidikan karakter. Ketiga kata tersebut selain
dapat dengan mudah diucapkan ketika memang terbiasa melakukannya, juga dapat
dilakukan ketika seseorang mampu mengalahkan egonya. Walau sangat mudah
diucapkan, tapi kalau seseorang belum bisa mengalahkan egonya, maka akan sangat
sulit dilakukan. Orang yang mampu mengalahkan egonya, berarti memiliki karakter
yang baik.
Sekecil apapun bantuan yang kita minta, awali dengan kata “Tolong”,
sekecil apapun kesalahan kita, sampaikan permohonaan “Maaf”, dan sekecil apapun
bantuan orang lain yang kita terima, sampaikan “Terima kasih”. Ketiga kata
tersebut cerminan perilaku orang mulia dan suka memuliakan orang lain. Ketiga
kata tersebut dapat menyehatkan baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena
itu, mari kita laksanakan untuk kehidupan yang lebih baik.
Indah

0 Komentar